Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Jendela Luar

Gambar
Bagian-bagian tertentu dari diri kita memang dinamis. Menandakan bagian-bagian lainnya merupakan ciri khas yang melekat. Seperti senja yang sudah disepakati terjadi di sore hari. Seperti embun yang memang sepakat hadirnya di pagi hari. Sama dengan bagian-bagianmu. Kecilnya suara hatimu karena tidak ingin mengganggu suara hati orang lain, tidak menjadikan hilangnya arti suaramu. Besarnya suara hati orang lain pun tidak lantas menjadikan gangguan atas kecilnya suaramu. Karena... Perihal besar dan kecil, ia adalah sebuah persepsi –sebuah sudut pandang. --- Ternyata, mendapat kabar tidak baik perihal seseorang, yang kau rasa dekat denganmu, dari orang lain memiliki kesedihan tersendiri. Hei, kemana saja kamu baru tahu? Sedih, rasanya. Tidak semua rasa yang kita rasakan dirasa sama dengan apa yang orang lain rasakan. :"(

Kereta Sore

Gambar
Kali ini, saya sampai pada lembar 3 November. Ingin sekali menumpahkan berbagai rasa bahagia dalam tulisan indah, memercik keharuan ketika dibaca kembali, menggelitik jiwa yang kadang terpingkal sendiri. Ada kalanya, ingin juga menguntai cerita sedih dalam tulisan, mengenang hikmah, membasuh keperihan, menyapu pandangan saat ini. Kenyataannya, semua tulisan-tulisan itu berakhir tanpa kata. Hanya terselip rasa yang begitu menukik menggelora dada. Tidak ada patah kalimat yang bisa diikutsertakan. Tidak ada serpihan alinea di tulisan. Aku terdiam, lalu berdebar. Semua itu memang hanya sementara. Di dunia ini, tidak ada kebahagiaan yang abadi. Tidak ada pula kesedihan yang kekal. Yang ada hanya ingatan tentang bagainana rasa itu menggetarkan sanubari. Serta kawan yang mendapat beberapa penjelasan kisah hati. Ditulis saat penulis dalam perjalanan pulang magang hari kedua dari Stasiun Serpong ke Stasiun Pondok Ranji.

Kisah Hari Puncak

Gambar
There are 'bestfriends' who you can describe a lot, but there is 'someone' who you can't describe even with a single word.  Jakarta, 10.10.2020. P.s.: Terima kasih semua orang-orang baik!

Sepatu

Gambar
Kita adalah sepasang sepatu Selalu bersama tak bisa bersatu Kita mati bagai tak berjiwa Bergerak karena kaki manusia Aku sang sepatu kanan Kamu sang sepatu kiri Ku senang bila diajak berlari kencang Tapi aku takut kamu kelelahan Ku tak masalah bila terkena hujan Tapi aku takut kamu kedinginan Kita sadar ingin bersama Tapi tak bisa apa-apa Terasa lengkap bila kita berdua Terasa sedih bila kita di rak berbeda Di dekatmu kotak bagai nirwana Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya Ku senang bila diajak berlari kencang Tapi aku takut kamu kelelahan Ku tak masalah bila terkena hujan Tapi aku takut kamu kedinginan Kita sadar ingin bersama Tapi tak bisa apa-apa Kita sadar ingin bersama Tapi tak bisa apa-apa Terasa lengkap bila kita berdua Terasa sedih bila kita di rak berbeda Di dekatmu kotak bagai nirwana Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya Cinta memang banyak bentuknya Mungkin tak semua bisa bersatu Lirik lagu Sepatu oleh Tulus. Pantai Jimbaran, ...

Al-Mahabbah

Gambar
Angan-angan tentang dirimu ada di mataku Ingatan tentang dirimu ada di mulutku Tempat kembalimu ada di hatiku Tapi ke manakah engkau hilang dariku? Penggalan di atas adalah salah satu syair pada bagian penggunaan istilah cinta, kasih sayang, yang ditulis oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Sudah lama kami tak bersua. Kabar-kabar tipis memang sering ditanya. Tapi cerita serius tak pernah berjumpa. Aku lupa rasanya. Bagaimana ia mendesir dada. Bagaimana air terurai dari mata. Ingatan itu tertata. Tapi, mengapa tidak ada rasanya? Bukan, bukan tentang hilangnya rasa. Rupanya, ada banyak definisi cinta. Dari buku penggalan syair di atas, banyak kata terbentang. Memberi ruang pada jendela yang tidak berpalang. Atas makna kehidupan yang terus menjulang. Sepertinya... Ini rindu.

Meja Tengah Malam

Gambar
Hari itu menjadi saksi bahwa ialah pemegang hari terakhir, bukan hari akhir. Abang angkot yang datang setelah 15 menit kami nongkrong di depan Indomaret turut berperan dalam persaksian hari itu. Kelabunya awan yang saat itu menakut-nakuti kami karena tidak bawa payung juga menyaksikan kami. Bapak penjual sate, abang penjual kentang dan cimol, abang penjual es kelapa, dan beberapa abang-mpok lain yang berlalu lalang, turut jadi saksi kami. Untung saja, tidak dengan kehadiran abang tukang parkir Indomaret. Kebayang kalau kami ditatapi dengan mata penasaran karena kami tidak kunjung meninggalkan wilayah kekuasaannya --halaman parkir Indomaret. Orang-orang itu menjadi saksi bahwa kami meninggalkan Jalan Otista III pukul 8 malam lewat menuju suatu tempat. Setelah perjalanan tak sampai 10 menit, gang besar menyambut kami dengan kegelapannya. Lampu depan gangnya tidak habis pikir bahwa ternyata penerangannya hanya cukup menerangi orang yang berada di bawah lampu itu. Terlebih bagi yang me...

Terkurung Malam

Gambar
Siang dengan mentari terbenam. Masih dengan sisa hujan semalam. Tatkala seorang gadis duduk di sudut kolam. Tersinari wajahnya yang temaram. Penuh raut bermimik padam. Padahal tangannya mengepal geram. Hening. Helaan nafasnya pun tak terdengar. Hingga sebuah suara lantang meneriakinya, "Hei, kau yang duduk di sudut sana, siapa di sebelahmu?" === Hahahahahahaha, pasti ia kaget setengah mati bila ternyata ada 'sesuatu' di sebelahnya. Siapa pula yang akan masuk ke area kolam pukul 11 malam? Post script: Perkataan lantang di atas adalah salah satu cara kau menyamakan frekuensi keberadaan seseorang bila kau hanya menemukan raganya yang bersamamu. Kagetkan ia agar sejenak ia menyadari keberadaan raganya sedang berada di tempat yang sama denganmu.

Membayar Masa Remaja

Gambar
Saat anak memasuki usia sekolah menengah, baik pertama maupun atas, maka orang tua memasuki fase kerumitan lainnya. Setelah hal-hal dasar diperoleh dari tempat pendidikan pertamanya -rumah-, orang tua kali ini harus memutar otak: di mana sekolah berikutnya untuk anak saya? Dilema berbagai jenis ketersediaan pilihan sekolah menjadi salah satu topik penting di kalangan orang tua. Kehadiran boarding school yang sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu kala dengan nama sejenis -asrama, tinggal di indekos, belajar jauh dari rumah- membuat sebuah keputusan makin rumit diambil. Dengan kelebihan menjadikan anak belajar mandiri untuk menyelesaikan berbagai kegiatan sendiri, bertanggung jawab atas perihal yang ia jalani sendiri, belajar bersosialisasi dengan berbagai jenis pribadi sekaligus, termasuk mendalami ilmu pengetahuan yang bersumber dari buku -layaknya sekolah formal biasa-, apakah lantas menyekolahkan sang anak di boarding school membuat sang anak berhasil demikian? Tergantung. ...

#1 Flower of Evil

Gambar
Kebanyakan manusia hanya mempercayai apa yang dilihatnya. Padahal, dunia penuh dengan sesuatu yang tak bisa dilihat. Insting tidak bisa bermain sendirian. Ia tetap butuh bukti yang nyata. Agar suatu kejadian bisa digambarkan kepada yang tidak bisa bermain dengan insting dan kepada yang tidak lihai melihat bukti. Itulah kenapa, si insting dan si bukti harus bergandengan tangan. Disclaimer: Psikopat dan laki-laki, kombinasi paling menyeramkan bagi seorang perempuan ketika menonton film.

Sepatu yang Hilang

Gambar
Kala sore itu, saya baru saja sampai ke rumah. Masih dengan seragam lengkap dengan atribut serta sepatu hitam kesukaan saya yang pertama kali dibeli dan menyisakan ia yang hanya satu-satunya dimiliki oleh sepasang kaki saya. Peluh di pipi yang menempel pada pinggir jilbab area wajah saya menjadi saksi bahwa menaiki KRL di jam pulang kerja sangatlah sebuah usaha yang fantastis. Kendaraan favorit teman jalan-jalan saya itu memang tidak terkalahkan sebenarnya. Ia menjadi yang paling mudah digapai sebagai alat transportasi umum. Terlebih harga tiket yang ditawarkan adalah yang terbaik bila jeli dan ingin rebutan tempat duduk, hehe. Namun, tanpa dapat tempat duduk pun tidak membuat pamornya kalah. Meski lain cerita bila harus berdiri dari Stasiun Tebet sampai Stasiun Bogor. Sesaat saya mengetuk pintu rumah, dengan sepatu yang saya lepas hati-hati seperti biasanya, ibu saya menyambut saya dengan pelukan. Hangat. Satu-satunya kontak fisik yang hangatnya bisa menembus jiwa. Ah, betapa nikm...

Rumput yang Bergoyang

Gambar
Kota Tangerang Selatan, 14 Juli 2020 Kepada aku, Dan yang sedang membaca ini. Bila suatu saat kamu membuka lembar ini lagi. Aku hanya mau memberi tahu, bukan tempe. Bahwa kamu punya banyak cerita perskripsian di tingkat akhir! Dan kalian juga pasti punya. Coba ingat-ingat ya saat kamu membaca ini. Betapa... Allah Maha Baik. Oh iya, khusus untuk aku, ingatlah juga, kamu mengetik ini sambil tertawa kecil, wkwkwkwkwk, saking lucunya kejadian siang ini. Dan bisa-bisanya sempet nge-blog gini... Aduh, wkwkwk. Jangan lupa juga, bagi cerita itu ke orang-orang terpilihmu atau ke orang-orang yang menanyakanmu, ya. Kalian juga! Karena kabar bahagia harus disebarluaskan (selain kabar bahagia karena  walimahan tentunya, wkwkwk). Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah. P.s: Terima kasih untuk orang-orang yang selalu sedia membersamai, membantu, dan mendukung. Semoga kalian jadi orang baik selaluuu~ Ingat juga, ini ditulis saat masih H-6 sidang. Aduh, wkwk.

Taman di Balik Jendela

Gambar
"Kebajikan apapun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apapun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri." (QS. An-Nisa: 79)

Hujan di Atas Awan: Sebuah Pesan untuk Jiwa

Gambar
"It's Okay to Not be Okay" Salah satu judul drama Korea dengan kalimat aktif yang membuat saya tidak ambil pusing tentang isinya. "Paling cuma drama komedi-romantis bak putri  tenggat waktu tengah malam dan pangeran katak impiannya." "Ah, cuma comeback seorang pemeran utamanya yang lagi naik daun --Kim Soo Hyun." "Gak suka sama pemeran utama ceweknya!" Berbagai judul selalu jatuh ke tempat yang tepat demikian bila sudah terucap semua isi dari benak dalam pikiranku. Iya, kebanyakan dari judul-judul itu memang begitu adanya. Melayangkan kisah cinta impian semua wanita, mengagungkan keindahan paras para pemerannya, atau yang setidaknya paling baik dari semua benakku adalah menyanjung penulis naskah dan ketenaran sutradaranya. Padahal, tidak semua demikian. Selain judul, ada sinopsis cerita dan deskripsi drama yang merupakan komponen penting penggiring ku dalam mencapai keputusan bulat untuk menontonnya. Tak jarang, bosan selalu mengh...

Remah-remah Kantor

Gambar
Ada hati yang termanis dan penuh cinta. Tentu saja kan ku balas seisi jiwa. Mungkin sampai saat ini, kalimat di atas adalah penggalan terbaik untuk mendefinisikan kawan karibku. Ya, sobat ilmiah, kalau istilah mereka. Jangan tanya bagaimana kami bertemu, karena semua hanya berawal dari nama, tanpa latar belakang, tanpa seluk-beluk, apalagi wajah. Hingga, nama merekalah yang menggiring takdirku ke arah mereka. Berteman dengan cara yang lebih manusiawi, adalah salah satu impianku dari tiap terjadinya interaksi sosial. Ku perkenalkan, merekalah orang-orang yang dengan riangnya aku merasa diterima dan nyaman duduk di ruang tamunya. Orang-orang yang entah bagaimana jalan berpikir hati, lisan, dan otaknya kadang kala merasuki keseimbangan jiwaku --saking betapa baiknya pemikiran itu dan aku tidak terpikir sama sekali! Ku perkenalkan, merekalah pekerja keras yang tekun dan rajin selalu mengitari tanggung jawabnya. Orang-orang yang entah seberapa lelah sudah menggerogoti tenaganya, ...

Goresan Kasih

Gambar
Saya berakhir di laman ini. Setelah Human Development Report dan The World Bank Data jadi tujuan, saya mampir lagi ke sini. Lagi-lagi, menulis cerita fiksi yang nyata. Sebelum sampai ke tulisan ini, banyak sekali yang bertamu di pikiran saya untuk dituang. Mulai dari pikiran-pikiran kemungkinan ekstrem saya, mengenang kisah kasih di Jalan Simatupang, dan kecerobohan tingkat akut saya perihal kunci tertinggal. Kali ini, yang akhirnya sampai di sini, tentang sebuah rasa: 'benar ya, kita ini makhluk yang kecil sekali.' Tidak, tidak. Kejujuran kali ini tidak apa saya goreskan di hati, sesekali. Haha. Yang pertama kali keluar di benak saya, benar-benar yang paling murni, yang paling tidak bisa dielak motivasi positif mana pun dan dari siapa pun: "payah sekali saya." Mendapati banyak pernyataan benar dan tepat, ternyata akan tetap terasa benar dan tepat, walau perih. Hahaha. Sungguh, payah sekali. Ah... rupanya saya tidak sanggup menuangkannya. Sekian. Dan, mo...

Makanan Pedas

Gambar
Cabai menjadi sesuatu yang paling identik dengan pedas. Beragam jenisnya menunjukkan tingkatan rasa yang akan ia suguhkan. Berbagai warna juga menyajikan tampilan berbeda di tiap pemanfaatannya. Ada yang berwarna hijau, kuning, oranye, dan merah adalah yang paling banyak ditemukan. Merah menjadi sesuatu yang paling mudah dikenali bila pertanyaan warna sayur ini ditanyakan. Tak kurang, ia menampakkan bentuk beraneka ragam. Mulai dari yang ramping-panjang atau sering disebut keriting, gemuk-panjang yang dikenal dengan istilah besar, hingga yang gemuk-pendek dan ramping-pendek yang paling umum disebut rawit. Dilansir di beberapa laman kesehatan, tak hanya menyajikan rasa pedas, tetapi juga meningkatkan nafsu makan menjadi kelebihannya yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang: tentu orang-orang yang menyukainya. Kandungan vitamin C-nya yang hampir setara dengan jeruk membuat ia menjadi obat sariawan bagi orang-orang ekstrim yang langsung menjejalkannya pada luka terbuka di mul...

Serdadu Langit

Gambar
Berawal dari Melepas Rindu milik Kitten Dream, saya sampai kepada Kosan Kurang Pahala si Lambda Creative. Sebenarnya berawal dari Cara Terbaik Memandang Bulan, saya selalu berakhir pada rasa penasaran dari si plot twister , ya doi si penulis. Belum kenal? Iya, dia, penulis skenario terkenal seantero 58. Hahaha aku yang tinggal di gua saja tahu, apa kita pernah bertemu sebelumnya? Soon, he'll gonna make terkenal se-BPS, buruan kenalan gih! Sorotan kali ini, bukan kepada Melepas Rindu atau pun penciptanya. Bukan juga kepada usaha produksi bidang perfilman, apalagi penulis skenario dibaliknya. Ulasan kali ini... Jatuh kepada kalimat Malik dalam Kosan Kurang Pahala. "Tau aja ya si pandemi, siapa tau besok-besok susah buat kumpul-kumpul lagi." Kutipan percakapan di atas terdengar di episode final dari karya terbaru Lambda yang terbit di kanal Spotify. Mendengarnya membuatku merinding terngiang-ngiang atas ucapan setahun laluku. Satu hal yang pasti unik, sudut pandang or...

You

Gambar
Do it on your own. With or without... Others, also me. You're already standing, by yourself.

Derap Lampu Berdetak

Gambar
Tadi pagi teringat sebuah judul yang ingin saya tuliskan. Sesuatu yang sering dicemooh tanpa sadar oleh orang lain, termasuk saya pada waktu-waktu tertentu, tentang perasaan. Mengalami hal yang dilematis dalam pikiran, tidak sekali dua kali menghampiri cara bekerjanya otak saya, melainkan memang selalu demikian, silih berganti dengan siapa pun lawan bicara. Mengungkapkan sebagian kecil pendapat -atau perasaan jenis apa pun- bukan tidak main pilah-pilih objeknya. Suatu kali, saya benar-benar menyembunyikannya, saya dituduh penipu, tidak orisinil, payah dalam mengungkapkannya, bahkan berwajah dua. Eits, tenang, ini bukan suatu kondisi yang tidak saya perhitungkan kejadiannya, melainkan sudah yang saya rasa paling pas menurut saya. Di lain waktu, saya mengungkapkannya terang-terangan bagai benderang perang, kemudian saya ditatap banyak mata pisau dan umpatan bernada jelas umpatan kepada saya. Saya… harus bagaimana? Menjadi pribadi yang sering kali senantiasa memikirkan...

Time to Quora

Gambar
Feels like oh-god-there-are-so-many-me in the outside. Iya, setidaknya ada sekitar 3 persen dari populasi dunia yang punya perasaan mirip dengan perasaanku. Hmm 225 juta jiwa. Haha! You shouldn't have been alone then! Just go get along again. With better thinking in our mind. Aamiin.

Rintik-rintik Pilu

Tidak semua bisa dituliskan. Tidak semua bisa dilukiskan. Ada kalanya, sesuatu hanya bisa dirasakan. Tanpa suara, tanpa kata, dan berakhir tanpa rasa.

Lembar-lembar Biru

Pada lembar-lembar yang sudah terlanjur terbuka. Aku minta maaf membiarkanmu dibaca oleh yang tak seharusnya. Kali ini, aku terluka.

Persinggahan Umpatan

Gambar
Titik bosanku sudah singgah lagi. Iya, menyentuh dia yang sudah seharusnya sejak sepekan lalu selesai. Sebenarnya aku hanya butuh 25 persen lagi di bagian itu maka dia secara keseluruhan sudah menyentuh selesai 90 persen dari segi hasil penulisan. Oh tidak semudah itu kawan, ucapnya. Rasa aneh-anehku datang duluan. Menyambangi berbagai titik rasa aneh yang lain sehingga yah begitulah, dia menjadi terabaikan sejenak, semoga. Ah, iya. Ujian duniawi itu: yang akan meningkatkan kumulatif nilaiku guna prediksi masa depan. Ah, payah. Tetap saja feel -nya masih di negeri antah berantah. Sedih sekali mendapati diri tidak bisa menceritakan dengan sepenuh hati bahwa kemalasan ini adalah dalih luar biasa dari rutinitas biasaku --yang selalu inginnya di rumah saja. Huh, lagi-lagi payah. Krisis cerita. Tak ada tempat. Bak gelap gulita. Hanya bisa mengumpat. Begitulah alur cerita sinetron tugas akhirku yang sebenarnya biasa-biasa saja di H-19 evaluasi KKBS dan H-7 pekan UAS semester akh...

Antara Garis Waktu

Gambar
Menjamu yang datang setahun sekali. Bukan sebuah kebiasaan rutin, tapi sebuah kewajiban yang mengalir. Diberi kesempatan untuk bertemu kembali, pada usia yang sudah genap dengan kepala dan ekor sama --dua. Bukan sebuah cemooh, tapi sebuah nikmat yang sepatutnya diukir setiap waktu: masih ada setitik iman di lubuk hati terdalam. Bercengkrama dengan yang paling istimewa dalam setahun. Sudah sejauh apa budaya ibadah kita lestari di tempat yang itu-itu saja? Sudah sebanyak apa jenis ibadah kita yang berputar di titik itu-itu saja? Sudah sebaik apa ibadah kita yang khusyuknya entah berada di belahan pikiran mana? Ya, hanya kau yang tahu dan Sang Maha Mengetahui. Tidakkah sepertiga umur kita sudah selesai seperti umur Rasul kita? Seberapa yakin bahwa kita akan mencapai dua per tiga nya lagi saat yang akan datang? Bisakah kita memastikan udara yang kita hirup, pandangan yang kita tatap, teriakan anak-anak menjelang Maghrib yang kita dengar, pijakan yang kita injak, dan  hati yang ki...

Cara Semesta

Gambar
Tak perlu diada-adakan. Jika memang ada, ia akan tetap ada. Tak perlu ditanya-tanyakan. Jika memang jawaban, ia akan tetap menjawab. Tapi... Kita perlu mengusahakan. Batas antara usaha dan hasil hanyalah pemilik alam yang tahu. Tapi penggiat usaha hanya diketahui oleh yang bersangkutan dan Yang Maha Melihat. Iya, biarkan semesta mengelola semua waktu, tempat, dan alasan mengapa kata 'tidak sengaja' diciptakan. Ya tentu saja karena semua dikehendaki-Nya. Perihal bertemu di jalan tapi tak sampai menyapa karena berbeda angkutan lalu menimbang-nimbang perlukah memberitahunya lewat pesan? Perihal mendapat rizki yang dijatuhkan ke tangannya karena berada di satu jalan arah pulang lalu tak sempat menghampirinya? Perihal bertemu di tengah jalan tanpa tatap muka lalu bertemu lagi di persimpangan lainnya? Iya. Berakhir dengan mendapatkan pesan duluan; menyetujui untuk berkunjung ke indekos walau harus menerabas hujan; dan saling tersenyum karena persimpangan yang sama dilewa...

Seni dan Rasa

Gambar
Seni mengolah rasa --yang belakangan ini banyak diajari oleh teman-teman sekeliling saya saat ini. Iya, teman sepekerjaan di semester 5 dan 6 sampai awal semester 7. Semua berubah ketika tugas akhir menyerang. Masa peralihan semester yang begitu memilukan silih berganti senyum antarkesedihan. Berbagai cara ditempuh, tapi pintu keluar tak kunjung ketemu. Berbagai ungkapan yang dilemparkan tak kunjung reda, hingga... Kalimatnya merasukiku. Seni bersikap biasa saja --yang akhirnya meniadakan semua rasa yang bergelimpang di dada. Iya, masih dengan teman sepericuhan yang giat bekerja itu. Menafikkan segala daya semangat dalam ungkapan candanya yang serius, menggertakkan suara saat sesuatu benar-benar menjadi tekadnya, menindak semua bentuk kelemahan agar tak tampak, memotret berbagai rasa dalam untaian gambar berjalan, bahkan tak sesekali menggagalkan pesan teriakan batinnya. Ya, Maha Baik Allah yang selalu menutupi aib-aib kita. Seni mempelajari rasa --yang semua kalimatnya ku ...

Dering Melengking

Dentuman yang hebat. Kepala dan seisinya. Bukan tanpa sebab, tapi juga tidak ada obat. Sakit sekali menahannya. Bahkan saya masih ingat pertama kali ia muncul. Di tengah ujian, saat mengerjakan soal. Tanpa badai, tanpa petir. Tanpa masalah berarti sebelum ujian--tidak merasa stres, persiapan oke, batin mengadu santai. Tapi sakitnya luar biasa. Sejak itu, semua yang berhubungan dengan masalah manusia, membuat kepala saya berdentum kencang. Sangat keras. Tidak bisa ditahan. Terlebih karena masalah itu. Bukan hendak menyudutkan penyebab. Tapi semua memang berawal dari itu. Semua aktivitas terhenti. Sekalipun sedang belajar, sekalipun mata menatap layar dan tangan menggenggam pena menyentuh secarik kertas, berisiknya kepala tidak mampu didiamkan. Sekalipun tidur, dia tetap meneriakkan berbagai pertanyaan yang sampai saat ini belum mampu ada yang menjawabnya. Sungguh, sakit sekali. Basahnya pipi pun tidak terasa... Cerita ke orang lain pun tidak meredakannya. Kenapa aku jadi aku?

Si Bungsu

Gambar
Kali ini, halaman ini ku dedikasikan kepada Si Bungsu, Salimah si Imot. Tidak ada angin, tidak ada hujan, entah bagaimana, Imot selalu menjadi yang paling berisik. Teringat kejadian siang tadi menuntun jemariku untuk mengkisahkannya. Si bungsu kelas 2 SMP ini lagi hobi-hobinya baca fanfiction (ff). Ya, cerita khayalan fans terhadap bias kekoreaannya. Pecahnya tawa di tengah senyapnya ruang jadi hal yang biasa ku dengar. Tak jarang ku lempar dengan gurau, "mi ada orang gila" karena tawanya yang meledak tanpa bom. Bagian terbaiknya, dia membalas dengan, "yang ngomong barusan mi" hahahaha. Sejak kapan adik aing bisa ngelucu? Ya, respon seperti itu sangat lucu bagiku. Imbasnya, ternyata selain membaca dia juga suka menulis. Ya tentu saja apa lagi kalau bukan day dreaming fanfiction -nya. Tapi, tidak apa, memupuk ide akan menumbuhkan buah karya bukan? Maksudku, aku dukung dia tentang menulisnya meski kadang sering dibalas tatapan 'apa lo liat-liat' saat mat...

Waktu dan Dia

Menginvestasikan waktu pada hal-hal yang membuatku bahagia, seringkali lupa kalau mereka juga mengikat duka. Jiwa visionerku ini kadang mematikan langkahku sendiri. Habis untuk mengkhawatirkan masa depan dibandingkan meresapi kenikmatan saat ini. Selain itu, sikap planner ku juga suka main keluar-keluar saja tanpa sepengetahuanku. Merangkai mimpi melalui imajinasi. Membayangkan garis yang sedikit demi sedikit ku lantunkan do'a untuk itu, suatu saat nanti. Ya, aku hidup dengan cara demikian. Merajut kasih dibalut tatap dengan harap terpaut do'a. Betapa Maha Baik Allah. Semoga kita senantiasa berada di jalan-Nya.

Menjemput Suka Beriring Duka

Aku tidak pandai membuat sajak sepi. Aku juga tidak tahu bagaimana melukis luka. Tapi aku lihai menikmati kesedihan. Kepada kau yang sampai saat ini tidak ku ketahui bagaimana kau mengolah rasanya, aku siap di sampingmu dengan seluruh inderaku. Maaf dariku, yang tidak tahu apa pun tentang itu.

Terserah Kau

Wahai pelipur lara. Mengapa kau biarkan ia hinggap di hati kecilnya? Apakah ia akan tetap jadi lapang setelahnya? Wahai pengecap rindu. Mengapa kau sematkan ia di sanubarinya? Apakah ia akan tetap jadi sabar setelahnya? Wahai penikmat syahdu. Mengapa kau semarakkan ia di lubuk kasihnya? Apakah ia akan tetap jadi cinta setelahnya? Jangan tanyakan jawabannya, karena itu adalah pertanyaanku.

Per***** dengan Semangat

Mungkin judul itu satu-satunya highlight yang menggambarkan kehidupan Tingkat 3 masa awalan kepala duaku. Untuk seseorang yang mengaku tim bahwa cerita tidak menyelesaikan apapun, i stand with you! Sayangnya, mind set seperti itu hanya terbentuk saat Tingkat 3 --masa dengan semua hanya serba kesulitan rasanya. Mengawali sesuatu dengan niat yang tidak kokoh -percayalah pada apapun kegiatannya- siaplah rubuh kapan pun angin menghantammu. Mind set yang terbentuk karena keacuhan luar biasa dalamnya hanya karena niat yang salah, percayalah, sampai akhir tetaplah salah. Tapi, kesalahan juga membawa pelajaran. Membawa hikmah sebagai harapan perjalanan. Memiliki  mind set  yang ditanamkan bahwa memang sejatinya kita selalu sendiri -karena cerita apapun tidak membawa penyelesaian apapun, sekalipun tidak ada yang perlu diselesaikan- tidaklah selalu bisa digunakan. Karena... Kita bisa memilih orang-orang tertentu. Yang bisa kita buatkan kotak serupa tapi tak sama dari apa yang kit...

Kata dan Teman

Tidak bisa berkata-kata. Bukan karena tidak ingin, bukan juga karena ingin. Bukan tentang menyimpan semuanya sendirian, bukan juga tentang pengumuman yang disebarluaskan. Bukan tidak tahu kepada siapa kata-kata ini dimaksudkan, bukan juga tahu apakah harus segera disampaikan. Perlahan, banyak hal datang menyesuaikan. Lontaran kalimat tanya yang mengungkap jawaban. Cerita yang mengalir tanpa memandang beban. Langsung sampai maksudnya tertuju pada yang sejak awal dituju. Aku jadi memberi tulisan. Hanya saja... Seperti inikah dewasa? Menantikan kejutan di tiap kejadian yang berseliweran. Menjemput makna dari tiap pertanyaan. Merajut kasih ketika diberi kesempatan: berteman.

Rumit Sekali, Ah.

Ketika kagum jadi pedang, maka ia akan jadi senjata yang entah menebas lawan, entah memutus kawan. Ketika hebat jadi tujuan, maka ia akan jadi tempat yang entah menghampiri, entah dihampiri orang lain. Ketika pandang jadi selayar, maka ia akan jadi alasan yang entah menambah keinginan, entah memperburuk kejadian. Ah, rumit sekali.

Ungkapan Canda

Tentang canda. Setiap orang pasti memiliki ciri khas candanya masing-masing. Melontarkan ejekan kata kasar, berteriak mengumpat, membuat lelucon, berkata sarkastik, menyikut lengan dengan menggelitik,  termasuk menjadikan diri sendiri sebagai bahan bercanda. Lucu tidak selalu menjadi tujuan. Tawa tidak melulu jadi akhir yang dipikirkan. Kadang, mempertanyakan diri malah jadi selimut dibalik keseruan. Bukan, bukan tentang apa candaannya. Bukan juga tentang siapa yang bercandanya. Tidak juga tentang bagaimana bercandanya. Terlepas dari semua isi dunia ini adalah senda gurau belaka, bahkan tidak terlepas dari itu pun, tidak lantas membuat bercanda menjadi suatu hal yang biasa saja. Ini tentang... Ungkapan. Jikalau itu memang sebuah kebiasaan yang lahir atas suatu kondisi. Jikalau itu adalah cara memperbaiki. Bahkan jikalau itu bukanlah sesuatu yang seharusnya dihakimi. Maka, tidak lantas itu bisa diberlakukan di mana saja, kan? Katanya, jangan pernah patah hati karena masala...

Proses, Rindu, dan Kertas

Gambar
Kalau belajar adalah sebuah proses, maka nafas terakhirlah yang akan mengakhirinya. Layaknya perjalanan, proses membutuhkan berbagai daya dukung yang kuat. Entah sumber daya fisik, entah sumber daya nonfisik -mental. Layaknya jendela, ilmu menjadi sesuatu yang parameter pemahamannya tidak diketahui. Entah di bidang sains, entah di bidang bahasa -karena semuanya terus berkembang. Termasuk belajar tentang kehidupan -seni mempelajari keterkaitan antara usaha dan takdir, antara hati dan akal, dan semua antara yang berkebalikan. Hari ini, kertas-kertas kuliah tatap mukaku jadi saksi bahwa aku merindukan belajar. Oh, tidak, kali ini rindu itu jatuh pada statistik. Ya, merindukan suasana pusing-rumit-tapi menyenangkan saat berusaha memahaminya itu. Dalam hati, sebelum ku memulainya, terbersit sebuah pertanyaan: what actually are you doing, shaf? Dengan jawaban sederhana dalam hatiku: tidak ada yang sia-sia. Terlepas dari entah apapun alasanku dan semua resiko runtuhnya alasanku, aku mem...

USM STIS Tahap 3: Tes Kesehatan

Aloha! Setelah selesai TKD, perjuangan belum boleh berhenti. Sebelum peserta TKD meninggalkan tempat tes, diberikan pemberitahuan mengenai rumah sakit untuk tes kesehatan sebagai ujian tahap akhir. Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Esnawan Antariksa menjadi tempat ujian terakhirku. Medical check-up seperti tes-tes pada umunya dilakukan pada pengujian ini. Mulai dari tes gula darah, tes urin, pengecekan paru-paru, sampai tes pemeriksaan fisik lainnya. Sangat dianjurkan bahwa sehari dua hari sebelum tes ini diusahakan meminum air putih sebanyak-banyaknya dan tidak mengkonsumsi air berwarna keruh -apa pun itu, teh sekalipun. Karena ini sangat memengaruhi urin yang akan dihasilkan. Setelah mencoba mencari karakteristik urin yang bagus, ialah yang berwarna kuning bening (bahkan tidak nampak kekuningannya). Dan diperintahkan untuk berpuasa dari pukul sekian hingga pukul sekian malam (lupa, hehe). Dua hari setelah TKD, kali ini aku ditemani ibu ke RSAU yang berlokasi di Halim Perdana Kusu...

USM STIS Tahap 3: TKD

Dipelopori keseruan semalam saat membahas kisah perjuangan masa lampau bersama teman, juga ditambah permohonan maaf karena baru menulis ini, wkwkwkwk, mari kita ukir perjalanan dan tips n triks USM STIS Tahap 3 tahun 2016. Seperti di postingan sebelumnya, USM STIS tahun 2016 punya tahapan yang sebenarnya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dan berbeda dengan tahun-tahun setelahnya (2017-2019). Kali ini, bukan perbedaannya yang akan dibahas melainkan USM tahun 2016 itu sendiri. Pada tahap ketiga ini, ada dua jenis ujian, yaitu TKD (Tes Kompetensi Dasar) dan Tes Kesehatan. TKD ini seperti ujian masuk bagi siapa saja yang mendaftar menjadi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) dengan tiga jenis soal, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). TWK berisi tentang soal kewarganegaraan, seperti sejarah Bangsa Indonesia, ketatanegaraan, Pancasila, dan aturan/dasar hukum negara. Jenis soal ini dipenuhi dengan pasal-pasal mulai dari yang p...

Poros yang (Entah) Berlalu

Biru kelabu. Semilir angin menggebu. Menyudutkan rindu yang membisu. Mendapati sisi dari masa lalu. Bukan tidak tahu, Hanya saja terasa pilu. Mendapati pola tertentu. Yang bermuara pada suatu pintu. Bukan tentang kesalahan itu, Hanya saja terasa sendu. Kepadaku, Wahai penikmat tulisanmu.