Persinggahan Umpatan
Titik bosanku sudah singgah lagi. Iya, menyentuh dia yang sudah seharusnya sejak sepekan lalu selesai. Sebenarnya aku hanya butuh 25 persen lagi di bagian itu maka dia secara keseluruhan sudah menyentuh selesai 90 persen dari segi hasil penulisan.
Oh tidak semudah itu kawan, ucapnya. Rasa aneh-anehku datang duluan. Menyambangi berbagai titik rasa aneh yang lain sehingga yah begitulah, dia menjadi terabaikan sejenak, semoga.
Ah, iya. Ujian duniawi itu: yang akan meningkatkan kumulatif nilaiku guna prediksi masa depan. Ah, payah. Tetap saja feel-nya masih di negeri antah berantah.
Sedih sekali mendapati diri tidak bisa menceritakan dengan sepenuh hati bahwa kemalasan ini adalah dalih luar biasa dari rutinitas biasaku --yang selalu inginnya di rumah saja. Huh, lagi-lagi payah.
Krisis cerita. Tak ada tempat. Bak gelap gulita. Hanya bisa mengumpat.
Begitulah alur cerita sinetron tugas akhirku yang sebenarnya biasa-biasa saja di H-19 evaluasi KKBS dan H-7 pekan UAS semester akhir.
Oh tidak semudah itu kawan, ucapnya. Rasa aneh-anehku datang duluan. Menyambangi berbagai titik rasa aneh yang lain sehingga yah begitulah, dia menjadi terabaikan sejenak, semoga.
Ah, iya. Ujian duniawi itu: yang akan meningkatkan kumulatif nilaiku guna prediksi masa depan. Ah, payah. Tetap saja feel-nya masih di negeri antah berantah.
Sedih sekali mendapati diri tidak bisa menceritakan dengan sepenuh hati bahwa kemalasan ini adalah dalih luar biasa dari rutinitas biasaku --yang selalu inginnya di rumah saja. Huh, lagi-lagi payah.
Krisis cerita. Tak ada tempat. Bak gelap gulita. Hanya bisa mengumpat.
Begitulah alur cerita sinetron tugas akhirku yang sebenarnya biasa-biasa saja di H-19 evaluasi KKBS dan H-7 pekan UAS semester akhir.
Komentar
Posting Komentar