Ungkapan Canda

Tentang canda.
Setiap orang pasti memiliki ciri khas candanya masing-masing. Melontarkan ejekan kata kasar, berteriak mengumpat, membuat lelucon, berkata sarkastik, menyikut lengan dengan menggelitik,  termasuk menjadikan diri sendiri sebagai bahan bercanda.

Lucu tidak selalu menjadi tujuan. Tawa tidak melulu jadi akhir yang dipikirkan. Kadang, mempertanyakan diri malah jadi selimut dibalik keseruan.

Bukan, bukan tentang apa candaannya. Bukan juga tentang siapa yang bercandanya. Tidak juga tentang bagaimana bercandanya. Terlepas dari semua isi dunia ini adalah senda gurau belaka, bahkan tidak terlepas dari itu pun, tidak lantas membuat bercanda menjadi suatu hal yang biasa saja.

Ini tentang... Ungkapan.
Jikalau itu memang sebuah kebiasaan yang lahir atas suatu kondisi. Jikalau itu adalah cara memperbaiki. Bahkan jikalau itu bukanlah sesuatu yang seharusnya dihakimi. Maka, tidak lantas itu bisa diberlakukan di mana saja, kan?

Katanya, jangan pernah patah hati karena masalah orang lain. Tapi bagaimana jika seseorang patah dan itu adalah bayangan dirimu yang lain? -yang pernah kau alami kesakitannya sebelumnya... Bukankah hati diciptakan untuk merasa? Mengapa ia juga bisa mematikan rasa? Ya, karena dia adalah satu-satunya bukti bahwa kita memiliki nurani: fitrahnya semua orang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Kun Anta

Resensi Buku Bidadari Bermata Bening

My ABC Friends