USM STIS Tahap 3: TKD
Dipelopori keseruan semalam saat membahas kisah perjuangan masa lampau bersama teman, juga ditambah permohonan maaf karena baru menulis ini, wkwkwkwk, mari kita ukir perjalanan dan tips n triks USM STIS Tahap 3 tahun 2016.
Seperti di postingan sebelumnya, USM STIS tahun 2016 punya tahapan yang sebenarnya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dan berbeda dengan tahun-tahun setelahnya (2017-2019). Kali ini, bukan perbedaannya yang akan dibahas melainkan USM tahun 2016 itu sendiri.
Pada tahap ketiga ini, ada dua jenis ujian, yaitu TKD (Tes Kompetensi Dasar) dan Tes Kesehatan. TKD ini seperti ujian masuk bagi siapa saja yang mendaftar menjadi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) dengan tiga jenis soal, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP).
TWK berisi tentang soal kewarganegaraan, seperti sejarah Bangsa Indonesia, ketatanegaraan, Pancasila, dan aturan/dasar hukum negara. Jenis soal ini dipenuhi dengan pasal-pasal mulai dari yang paling tinggi UUD 1945, Undang-undang, Perpres, PP, dst. TIU berisi tentang soal pengetahuan umum seperti IPA, bahasa Indonesia, dan matematika dasar. Yang terakhir TKP berisi soal-soal kepribadian yang jawabannya tentu saja jawaban paling ideal dari sebuah sikap.
Tiap jenis soal memiliki passing grade yang harus dilewati. Seseorang dikatakan lulus TKD ketika nilai tiap tes di TKD-nya melebihi batas minimal yang telah ditentukan. TWK dan TIU memiliki proses penilaian yang sama, jawaban benar diberi nilai 5 dan salah 0. Tetapi nilai TKP bergantung pada tiap jawaban yang dipilih. Satu soal TKP, tiap pilihan jawabannya memiliki nilai yang berbeda, dimana yang tertinggi 5 dan terendah 1.
Pagi itu, seperti tahapan-tahapan sebelumnya, ayah menemaniku berangkat ke BKN (Badan Kepegawaian Negara) Pusat di Jakarta Timur. Tes berbasis CAT ini pertama kali dilakukan dalam pengujian TKD STIS (karena kali pertama STIS bekerja sama dengan BKN). Pukul 7 kami sudah sampai ke halaman depan gedung yang ternyata sangat luas itu dan tentu saja, belum ada peserta lain, karena tes baru dimulai pukul 8.30 untuk sesi pertama.
Dengan jantung yang entah deg-degannya luar biasa daripada yang biasa di luar, menunggu menjadikan jantung mempercepat proses degupannya. Sampailah tiba di sebuah ruangan sangat besar yang penuh komputer. Tempat duduk tidak di atur, yang penting semua kebagian dan tentu saja isi yang paling depan terlebih dahulu. Aku mengambil posisi di tengah, 2 meja dari dinding kiri.
Ujian ini supercanggih menurutku. Menggunakan komputer sebagai cara menjawab sementara corat-coret hitungan di kertas, kadang memusingkan membolak-balikkan kepala antara layar dan lembar. Eng ing eng... Semua pasal UUD 1945 yang kuhafal...pol tidak satupun soal yang membunyikannya! Aaaaaaaaaa, panik bosss! Dengan kekuatan bismillah dan shalawat, asli, menggunakan jurus peluang adalah satu-satunya cara bagiku. Soal yang keluar tentang ketatanegaraan didominasi oleh Peraturan Presiden dan Peraturan Pemerintah which is ohmygod i don't even know!
Akhir tetaplah akhir. Tikus elektronik yang kupegang sudah menunjukkan kursor di bagian 'akhiri', tersisa 10 detik, dan...klik. "Selamat, Anda lulus!" Kami, seruangan yang belum pernah bersapa dengan nonformal akhirnya saling tengok kanan-kiri dan meneriakkan yes! Ditambah senyum perkenalan yang mengembang.
Sesi 1 pun berakhir, bagi yang lolos langsung menyerahkan berkas dan menandatangani SPID (Surat Peraturan Ikatan Dinas) yang berisi tidak boleh menikah selama masa perkuliahan dengan denda yang harus dibayar bila melanggar ialah sekitar 400 juta :)
Setelah itu, kusambut peluk ayah dengan tatapan terima kasiih atas semuanya!
Bagian terbaik lainnya, ternyata nilai dari peserta yang mengikuti tes disiarkan secara langsung melalui layar besar di bawah untuk disaksikan para orang tua. Lucunya, ayah atau cerita bahwa saking deg-degannya ia tak mampu menatap layar itu dan malah pergi ke masjid untuk sholat dhuha! Yaallah... :") dan kabar lainnya ternyata nilai TKD-ku adalah nilai tertinggi kedua di sesi pertama itu! MasyaAllah.
Jadi, tips n triks yang tes ini adalah pelajari soal-soal tahun sebelumnya dan latihan tes TKD online. Dulu, aku sempat mencoba tes TKD Erlangga yang bisa diakses siapa pun. Yah meski saat belajar A, tapi ujian yang keluar Z, setidaknya usaha sudah kita tunai, sisanya mari tuai hasil dengan do'a.
Semangat wahai para pejuang hidup!
Seperti di postingan sebelumnya, USM STIS tahun 2016 punya tahapan yang sebenarnya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dan berbeda dengan tahun-tahun setelahnya (2017-2019). Kali ini, bukan perbedaannya yang akan dibahas melainkan USM tahun 2016 itu sendiri.
Pada tahap ketiga ini, ada dua jenis ujian, yaitu TKD (Tes Kompetensi Dasar) dan Tes Kesehatan. TKD ini seperti ujian masuk bagi siapa saja yang mendaftar menjadi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) dengan tiga jenis soal, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP).
TWK berisi tentang soal kewarganegaraan, seperti sejarah Bangsa Indonesia, ketatanegaraan, Pancasila, dan aturan/dasar hukum negara. Jenis soal ini dipenuhi dengan pasal-pasal mulai dari yang paling tinggi UUD 1945, Undang-undang, Perpres, PP, dst. TIU berisi tentang soal pengetahuan umum seperti IPA, bahasa Indonesia, dan matematika dasar. Yang terakhir TKP berisi soal-soal kepribadian yang jawabannya tentu saja jawaban paling ideal dari sebuah sikap.
Tiap jenis soal memiliki passing grade yang harus dilewati. Seseorang dikatakan lulus TKD ketika nilai tiap tes di TKD-nya melebihi batas minimal yang telah ditentukan. TWK dan TIU memiliki proses penilaian yang sama, jawaban benar diberi nilai 5 dan salah 0. Tetapi nilai TKP bergantung pada tiap jawaban yang dipilih. Satu soal TKP, tiap pilihan jawabannya memiliki nilai yang berbeda, dimana yang tertinggi 5 dan terendah 1.
Pagi itu, seperti tahapan-tahapan sebelumnya, ayah menemaniku berangkat ke BKN (Badan Kepegawaian Negara) Pusat di Jakarta Timur. Tes berbasis CAT ini pertama kali dilakukan dalam pengujian TKD STIS (karena kali pertama STIS bekerja sama dengan BKN). Pukul 7 kami sudah sampai ke halaman depan gedung yang ternyata sangat luas itu dan tentu saja, belum ada peserta lain, karena tes baru dimulai pukul 8.30 untuk sesi pertama.
Dengan jantung yang entah deg-degannya luar biasa daripada yang biasa di luar, menunggu menjadikan jantung mempercepat proses degupannya. Sampailah tiba di sebuah ruangan sangat besar yang penuh komputer. Tempat duduk tidak di atur, yang penting semua kebagian dan tentu saja isi yang paling depan terlebih dahulu. Aku mengambil posisi di tengah, 2 meja dari dinding kiri.
Ujian ini supercanggih menurutku. Menggunakan komputer sebagai cara menjawab sementara corat-coret hitungan di kertas, kadang memusingkan membolak-balikkan kepala antara layar dan lembar. Eng ing eng... Semua pasal UUD 1945 yang kuhafal...pol tidak satupun soal yang membunyikannya! Aaaaaaaaaa, panik bosss! Dengan kekuatan bismillah dan shalawat, asli, menggunakan jurus peluang adalah satu-satunya cara bagiku. Soal yang keluar tentang ketatanegaraan didominasi oleh Peraturan Presiden dan Peraturan Pemerintah which is ohmygod i don't even know!
Akhir tetaplah akhir. Tikus elektronik yang kupegang sudah menunjukkan kursor di bagian 'akhiri', tersisa 10 detik, dan...klik. "Selamat, Anda lulus!" Kami, seruangan yang belum pernah bersapa dengan nonformal akhirnya saling tengok kanan-kiri dan meneriakkan yes! Ditambah senyum perkenalan yang mengembang.
Sesi 1 pun berakhir, bagi yang lolos langsung menyerahkan berkas dan menandatangani SPID (Surat Peraturan Ikatan Dinas) yang berisi tidak boleh menikah selama masa perkuliahan dengan denda yang harus dibayar bila melanggar ialah sekitar 400 juta :)
Setelah itu, kusambut peluk ayah dengan tatapan terima kasiih atas semuanya!
Bagian terbaik lainnya, ternyata nilai dari peserta yang mengikuti tes disiarkan secara langsung melalui layar besar di bawah untuk disaksikan para orang tua. Lucunya, ayah atau cerita bahwa saking deg-degannya ia tak mampu menatap layar itu dan malah pergi ke masjid untuk sholat dhuha! Yaallah... :") dan kabar lainnya ternyata nilai TKD-ku adalah nilai tertinggi kedua di sesi pertama itu! MasyaAllah.
Jadi, tips n triks yang tes ini adalah pelajari soal-soal tahun sebelumnya dan latihan tes TKD online. Dulu, aku sempat mencoba tes TKD Erlangga yang bisa diakses siapa pun. Yah meski saat belajar A, tapi ujian yang keluar Z, setidaknya usaha sudah kita tunai, sisanya mari tuai hasil dengan do'a.
Semangat wahai para pejuang hidup!
Komentar
Posting Komentar