Kereta Sore

Kali ini, saya sampai pada lembar 3 November.

Ingin sekali menumpahkan berbagai rasa bahagia dalam tulisan indah, memercik keharuan ketika dibaca kembali, menggelitik jiwa yang kadang terpingkal sendiri.

Ada kalanya, ingin juga menguntai cerita sedih dalam tulisan, mengenang hikmah, membasuh keperihan, menyapu pandangan saat ini.

Kenyataannya, semua tulisan-tulisan itu berakhir tanpa kata. Hanya terselip rasa yang begitu menukik menggelora dada. Tidak ada patah kalimat yang bisa diikutsertakan. Tidak ada serpihan alinea di tulisan.

Aku terdiam, lalu berdebar.

Semua itu memang hanya sementara.

Di dunia ini, tidak ada kebahagiaan yang abadi. Tidak ada pula kesedihan yang kekal.

Yang ada hanya ingatan tentang bagainana rasa itu menggetarkan sanubari. Serta kawan yang mendapat beberapa penjelasan kisah hati.


Ditulis saat penulis dalam perjalanan pulang magang hari kedua dari Stasiun Serpong ke Stasiun Pondok Ranji.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Kun Anta

Resensi Buku Bidadari Bermata Bening

Payung Pertemuan