USM STIS Tahap 3: Tes Kesehatan
Aloha!
Setelah selesai TKD, perjuangan belum boleh berhenti. Sebelum peserta TKD meninggalkan tempat tes, diberikan pemberitahuan mengenai rumah sakit untuk tes kesehatan sebagai ujian tahap akhir. Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Esnawan Antariksa menjadi tempat ujian terakhirku.
Medical check-up seperti tes-tes pada umunya dilakukan pada pengujian ini. Mulai dari tes gula darah, tes urin, pengecekan paru-paru, sampai tes pemeriksaan fisik lainnya.
Sangat dianjurkan bahwa sehari dua hari sebelum tes ini diusahakan meminum air putih sebanyak-banyaknya dan tidak mengkonsumsi air berwarna keruh -apa pun itu, teh sekalipun. Karena ini sangat memengaruhi urin yang akan dihasilkan. Setelah mencoba mencari karakteristik urin yang bagus, ialah yang berwarna kuning bening (bahkan tidak nampak kekuningannya). Dan diperintahkan untuk berpuasa dari pukul sekian hingga pukul sekian malam (lupa, hehe).
Dua hari setelah TKD, kali ini aku ditemani ibu ke RSAU yang berlokasi di Halim Perdana Kusuma. Beberapa peserta lain yang mengikuti tes ini wajahnya sudah nampak tak asing karena aku pernah melihatnya dari waktu ke waktu saat tes.
Semua dijalani dengan sebagaimana mestinya, hingga waktu dzuhur dan hampir selesai, ibu bercerita bahwa ia telah mengobrol dengan ibu-ibu lain yang juga menunggu anaknya. Ada seorang ibu yang menceritakan keseruan menunggu nilai TKD (di tahapan sebelum kesehatan). Ibu dengan sedikit logat bataknya bercerita bahwa nilai anak laki-lakinya kejar-kejaran dengan nilai anak perempuan.
Sementara ibu itu bercerita dengan seksama, ibuku hanya diam memperhatikan dengan tidak kalah seksama. Katanya, nilainya hanya selisih sedikit di antara peringkat 1, 2 dan 3. Antara 2 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Hingga saat terakhir, ibu itu bercerita bahwa anaknya di peringkat 3, sementara anak perempuan itu di peringkat 2. Ibuku pun nyeletuk, "siapa nama anak perempuannya, bu?" Dijawab, "shafiya..." dan ibu bercerita dengan bangga lalu menjawab lagi, "itu anak saya, bu" terjadilah suasana yang entah bagaimana awalnya seperti persaingan dan berakhir kecairan.
Tak ada yang ditunggu lagi, hari itu berakhir dengan makan bakso bersama ibu di Kantin RSAU. Maka, belum berakhirlah perjalanan. Masih ada do'a yang harus dipanjatkan.
Setelah semua itu, sambil menunggu pengumuman, beriringan tugas MPKMB IPB 53. Dengan semangat yang sama sekali tidak ada gairahnya --karena mendapatkan UKT dengan golongan tertinggi-- aku menunda dan bahkam sama sekali tidak menyentuhnya. Perasaan yang awalnya mendapat SNMPTN untuk berjaga-jaga menjadi hilang dihembus angin, padahal ayah dan ibu sudah membayar full biaya registrasi. Oh 11juta rupiah ayah-ibukku :") yah, hitung-hitung berkontribusi dalam pendidikan untuk IPB kataku dalam hati.
Dan tepat saat pengumuman, selepas shubuh tanpa menunda-nunda, ku buka laman STIS. Jeng jenggg, dari sekin ratus nomor KTPUM, ada nomorku! Yaallah... Kupeluk ayah dan ibu bergantian tanpa mengurangi rasa syukur pada Allah. Aku... Masuk STIS!
Kepada siapapun yang membaca ini, satu yang selalu ku pegang saat berjuang, tidak ada yang sia-sia. Selamat mengabdi kepada Pencipta!
Setelah selesai TKD, perjuangan belum boleh berhenti. Sebelum peserta TKD meninggalkan tempat tes, diberikan pemberitahuan mengenai rumah sakit untuk tes kesehatan sebagai ujian tahap akhir. Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Esnawan Antariksa menjadi tempat ujian terakhirku.
Medical check-up seperti tes-tes pada umunya dilakukan pada pengujian ini. Mulai dari tes gula darah, tes urin, pengecekan paru-paru, sampai tes pemeriksaan fisik lainnya.
Sangat dianjurkan bahwa sehari dua hari sebelum tes ini diusahakan meminum air putih sebanyak-banyaknya dan tidak mengkonsumsi air berwarna keruh -apa pun itu, teh sekalipun. Karena ini sangat memengaruhi urin yang akan dihasilkan. Setelah mencoba mencari karakteristik urin yang bagus, ialah yang berwarna kuning bening (bahkan tidak nampak kekuningannya). Dan diperintahkan untuk berpuasa dari pukul sekian hingga pukul sekian malam (lupa, hehe).
Dua hari setelah TKD, kali ini aku ditemani ibu ke RSAU yang berlokasi di Halim Perdana Kusuma. Beberapa peserta lain yang mengikuti tes ini wajahnya sudah nampak tak asing karena aku pernah melihatnya dari waktu ke waktu saat tes.
Semua dijalani dengan sebagaimana mestinya, hingga waktu dzuhur dan hampir selesai, ibu bercerita bahwa ia telah mengobrol dengan ibu-ibu lain yang juga menunggu anaknya. Ada seorang ibu yang menceritakan keseruan menunggu nilai TKD (di tahapan sebelum kesehatan). Ibu dengan sedikit logat bataknya bercerita bahwa nilai anak laki-lakinya kejar-kejaran dengan nilai anak perempuan.
Sementara ibu itu bercerita dengan seksama, ibuku hanya diam memperhatikan dengan tidak kalah seksama. Katanya, nilainya hanya selisih sedikit di antara peringkat 1, 2 dan 3. Antara 2 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Hingga saat terakhir, ibu itu bercerita bahwa anaknya di peringkat 3, sementara anak perempuan itu di peringkat 2. Ibuku pun nyeletuk, "siapa nama anak perempuannya, bu?" Dijawab, "shafiya..." dan ibu bercerita dengan bangga lalu menjawab lagi, "itu anak saya, bu" terjadilah suasana yang entah bagaimana awalnya seperti persaingan dan berakhir kecairan.
Tak ada yang ditunggu lagi, hari itu berakhir dengan makan bakso bersama ibu di Kantin RSAU. Maka, belum berakhirlah perjalanan. Masih ada do'a yang harus dipanjatkan.
Setelah semua itu, sambil menunggu pengumuman, beriringan tugas MPKMB IPB 53. Dengan semangat yang sama sekali tidak ada gairahnya --karena mendapatkan UKT dengan golongan tertinggi-- aku menunda dan bahkam sama sekali tidak menyentuhnya. Perasaan yang awalnya mendapat SNMPTN untuk berjaga-jaga menjadi hilang dihembus angin, padahal ayah dan ibu sudah membayar full biaya registrasi. Oh 11juta rupiah ayah-ibukku :") yah, hitung-hitung berkontribusi dalam pendidikan untuk IPB kataku dalam hati.
Dan tepat saat pengumuman, selepas shubuh tanpa menunda-nunda, ku buka laman STIS. Jeng jenggg, dari sekin ratus nomor KTPUM, ada nomorku! Yaallah... Kupeluk ayah dan ibu bergantian tanpa mengurangi rasa syukur pada Allah. Aku... Masuk STIS!
Kepada siapapun yang membaca ini, satu yang selalu ku pegang saat berjuang, tidak ada yang sia-sia. Selamat mengabdi kepada Pencipta!
Komentar
Posting Komentar