Remah-remah Kantor
Ada hati yang termanis dan penuh cinta.
Tentu saja kan ku balas seisi jiwa.
Mungkin sampai saat ini, kalimat di atas adalah penggalan terbaik untuk mendefinisikan kawan karibku. Ya, sobat ilmiah, kalau istilah mereka.
Jangan tanya bagaimana kami bertemu, karena semua hanya berawal dari nama, tanpa latar belakang, tanpa seluk-beluk, apalagi wajah. Hingga, nama merekalah yang menggiring takdirku ke arah mereka.
Berteman dengan cara yang lebih manusiawi, adalah salah satu impianku dari tiap terjadinya interaksi sosial.
Ku perkenalkan, merekalah orang-orang yang dengan riangnya aku merasa diterima dan nyaman duduk di ruang tamunya. Orang-orang yang entah bagaimana jalan berpikir hati, lisan, dan otaknya kadang kala merasuki keseimbangan jiwaku --saking betapa baiknya pemikiran itu dan aku tidak terpikir sama sekali!
Ku perkenalkan, merekalah pekerja keras yang tekun dan rajin selalu mengitari tanggung jawabnya. Orang-orang yang entah seberapa lelah sudah menggerogoti tenaganya, tapi matanya tetap memancarkan kesungguhan demi tercapainya hasil terbaik, tentu dengan versi terbaik yang paling tinggi rasanya bagi banyak orang.
Ku perkenalkan, merekalah yang bisa membuatku berteman dengan cara yang lebih manusiawi: mengungkapkan rasa yang sebenarnya ku rasa tanpa kekhawatiran apapun atas responnya, membagi pelik di kepala yang sebenarnya hanya berputar di situ-situ saja, mengagumi dengan sebenar-benarnya rasa kagum untuk terus mengembangkan diri, dan... Ah terlalu banyak baiknya mereka.
Walau kadang rasa tersinggung sering menyelip, walau kadang rasa 'bisa-bisanya dia lupa hal yang paling penting', walau kadang merasa ada pagar antara aku dan mereka. Tetap saja...
Mereka penuh dengan kebaikan.
Atas nama yang waktu pertama kali terngiang di tingkat tiga, yang entah bagaimana melahirkan banyak jejak di perjalanan hidupku, aku bersyukur, sangat amat, bisa bertemu dan mengenal mereka. Tidak apa, walau ternyata itu bukan standar kenalnya mereka.
Foto diambil saat H-1 seminar kami (sang perempuan) dan H-2 seminar si bapak-bapak yang mendadak lemas seharian, tentu biangnya adalah bidang favoritnya: film.
Untuk yang sudah menginjakkan kaki sampai di kalimat ini, selamat menebar benih teman lainnya!
Tentu saja kan ku balas seisi jiwa.
Mungkin sampai saat ini, kalimat di atas adalah penggalan terbaik untuk mendefinisikan kawan karibku. Ya, sobat ilmiah, kalau istilah mereka.
Jangan tanya bagaimana kami bertemu, karena semua hanya berawal dari nama, tanpa latar belakang, tanpa seluk-beluk, apalagi wajah. Hingga, nama merekalah yang menggiring takdirku ke arah mereka.
Berteman dengan cara yang lebih manusiawi, adalah salah satu impianku dari tiap terjadinya interaksi sosial.
Ku perkenalkan, merekalah orang-orang yang dengan riangnya aku merasa diterima dan nyaman duduk di ruang tamunya. Orang-orang yang entah bagaimana jalan berpikir hati, lisan, dan otaknya kadang kala merasuki keseimbangan jiwaku --saking betapa baiknya pemikiran itu dan aku tidak terpikir sama sekali!
Ku perkenalkan, merekalah pekerja keras yang tekun dan rajin selalu mengitari tanggung jawabnya. Orang-orang yang entah seberapa lelah sudah menggerogoti tenaganya, tapi matanya tetap memancarkan kesungguhan demi tercapainya hasil terbaik, tentu dengan versi terbaik yang paling tinggi rasanya bagi banyak orang.
Ku perkenalkan, merekalah yang bisa membuatku berteman dengan cara yang lebih manusiawi: mengungkapkan rasa yang sebenarnya ku rasa tanpa kekhawatiran apapun atas responnya, membagi pelik di kepala yang sebenarnya hanya berputar di situ-situ saja, mengagumi dengan sebenar-benarnya rasa kagum untuk terus mengembangkan diri, dan... Ah terlalu banyak baiknya mereka.
Walau kadang rasa tersinggung sering menyelip, walau kadang rasa 'bisa-bisanya dia lupa hal yang paling penting', walau kadang merasa ada pagar antara aku dan mereka. Tetap saja...
Mereka penuh dengan kebaikan.
Atas nama yang waktu pertama kali terngiang di tingkat tiga, yang entah bagaimana melahirkan banyak jejak di perjalanan hidupku, aku bersyukur, sangat amat, bisa bertemu dan mengenal mereka. Tidak apa, walau ternyata itu bukan standar kenalnya mereka.
Foto diambil saat H-1 seminar kami (sang perempuan) dan H-2 seminar si bapak-bapak yang mendadak lemas seharian, tentu biangnya adalah bidang favoritnya: film.
Untuk yang sudah menginjakkan kaki sampai di kalimat ini, selamat menebar benih teman lainnya!
Komentar
Posting Komentar