Menulis Di Mana Saja, Tapi Di Mana Saja Tidak Selalu Menulis
Hai, bloggers! Ya, begitulah sapaan pembaca Blog yang biasa dibuat oleh blogger-blogger seantero Indonesia, yang padahal belum tentu ada yang membacanya, hehe. Tapi, tidak apa.
Paragraf iniyang akan dimulai dengan pertanyaan kenapa saya nge-blog lagi? Saya memang suka menulis, tapi kebanyakan hanya tentang rentetan kejadian yang menghinggapi saya di suatu lini waktu. Dan seringnya memutuskan untuk tidak diungkapkan kepada khalayak. Yap, seperti diary yang hanya disimpan kisah-kasihnya di kalender pribadi. Tapi, tidak untuk semua hal. Hal lainnya, sangat sering saya publish. Di mana lagi kalau bukan tempat cuitan yang cocok untuk menghidupkan diary online sejuta umat, Twitter!
Berbeda dengan Blog, Twitter menyajikan tampilan cuitan dari orang-orang yang kita ikuti, baik berupa retweet-nya (cuitan yang kemudian dicuitkan kembali) maupun like-nya (cuitan yang muncul karena disukai oleh orang yang kita ikuti). Sesederhana menulis singkat, cukup sampai 280 karakter. Dengan memanfaatkan fitur reply-nya, mampu menjadikan tweet menjadi sebuah thread (tweet berantai) hingga terbitlah cerita pendek. Serta bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, tentang apa saja.
Rasanya sangat jauh berbeda dengan Blog yang publikasinya seolah hanya boleh 1 kali dalam 1 hari. Bagi orang jenis saya yang setiap jamnya memiliki kisah nano-nano nan unik bagai warna dengan kode sampai 5 digit, rasanya jadi sangat rumit bila hanya ingin mengangkat 1 topik besar untuk dituliskan. Maka dari itu, Twitter menjadi media penyalur tulisan terbaik saya sampai saat ini.
Sayangnya, entah karena koneksi, entah karena pengaturan Twitter, semakin lampau saya melihat cuitan saya, semakin tidak bisa saya akses. Tanda loading yang biasanya berputar di tempat tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali. Sementara, saya si tukang pembaca masa lalu yang terlalu cepat asyik membaca, sangat merasa sedih bila tidak bisa mengaksesnya, padahal tulisan saya sendiri. Belum lagi kalau lebih-lebih penasaran pada tulisan orang.
Dengan demikian, taraaa! Blog kembali hadir menawarkan tempat penyajian tulisan terbaik! Terlepas dari ada/tidaknya faktor lain, tapi Blog rasanya benar-benar menjanjikan bahwa tulisan saya bisa dibaca lagi, suatu saat nanti.
Heiii, tidak nyambung dengan judul, dong! Wkwk. Nyambung kok. Jadi, kita ini bisa menulis, di mana saja. Entah di memo, entah di buku, papan di kamar, bahkan media sosial sekalipun, menulislah. Ilmu itu harus diikat dalam tulisan. Kenapa? Karena dia bertebaran di antara langit-langit bumi dan langit-langit pikiranmu. Tapi, saat kita di mana saja, menulis bukanlah satu-satunya hal yang bisa kita lakukan. Yap, salah satu hal lain yang dapat dilakukan adalah adalah mengamati orang lain.
Setelah postingan ini, akan saya sebarkan cara mengamati orang lain yang menyenangkan! InsyaAllah, hehe. Semoga berjumpa kita!
Paragraf iniyang akan dimulai dengan pertanyaan kenapa saya nge-blog lagi? Saya memang suka menulis, tapi kebanyakan hanya tentang rentetan kejadian yang menghinggapi saya di suatu lini waktu. Dan seringnya memutuskan untuk tidak diungkapkan kepada khalayak. Yap, seperti diary yang hanya disimpan kisah-kasihnya di kalender pribadi. Tapi, tidak untuk semua hal. Hal lainnya, sangat sering saya publish. Di mana lagi kalau bukan tempat cuitan yang cocok untuk menghidupkan diary online sejuta umat, Twitter!
Berbeda dengan Blog, Twitter menyajikan tampilan cuitan dari orang-orang yang kita ikuti, baik berupa retweet-nya (cuitan yang kemudian dicuitkan kembali) maupun like-nya (cuitan yang muncul karena disukai oleh orang yang kita ikuti). Sesederhana menulis singkat, cukup sampai 280 karakter. Dengan memanfaatkan fitur reply-nya, mampu menjadikan tweet menjadi sebuah thread (tweet berantai) hingga terbitlah cerita pendek. Serta bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, tentang apa saja.
Rasanya sangat jauh berbeda dengan Blog yang publikasinya seolah hanya boleh 1 kali dalam 1 hari. Bagi orang jenis saya yang setiap jamnya memiliki kisah nano-nano nan unik bagai warna dengan kode sampai 5 digit, rasanya jadi sangat rumit bila hanya ingin mengangkat 1 topik besar untuk dituliskan. Maka dari itu, Twitter menjadi media penyalur tulisan terbaik saya sampai saat ini.
Sayangnya, entah karena koneksi, entah karena pengaturan Twitter, semakin lampau saya melihat cuitan saya, semakin tidak bisa saya akses. Tanda loading yang biasanya berputar di tempat tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali. Sementara, saya si tukang pembaca masa lalu yang terlalu cepat asyik membaca, sangat merasa sedih bila tidak bisa mengaksesnya, padahal tulisan saya sendiri. Belum lagi kalau lebih-lebih penasaran pada tulisan orang.
Dengan demikian, taraaa! Blog kembali hadir menawarkan tempat penyajian tulisan terbaik! Terlepas dari ada/tidaknya faktor lain, tapi Blog rasanya benar-benar menjanjikan bahwa tulisan saya bisa dibaca lagi, suatu saat nanti.
Heiii, tidak nyambung dengan judul, dong! Wkwk. Nyambung kok. Jadi, kita ini bisa menulis, di mana saja. Entah di memo, entah di buku, papan di kamar, bahkan media sosial sekalipun, menulislah. Ilmu itu harus diikat dalam tulisan. Kenapa? Karena dia bertebaran di antara langit-langit bumi dan langit-langit pikiranmu. Tapi, saat kita di mana saja, menulis bukanlah satu-satunya hal yang bisa kita lakukan. Yap, salah satu hal lain yang dapat dilakukan adalah adalah mengamati orang lain.
Setelah postingan ini, akan saya sebarkan cara mengamati orang lain yang menyenangkan! InsyaAllah, hehe. Semoga berjumpa kita!
Komentar
Posting Komentar