Kepahitan yang Manis
Ah... Aku melewatkan banyak hal yang seharusnya ku tulis. Mulai dari tegangnya detik-detik pengambilan keputusan, keresahan berbulan-bulan, ketidakpastian yang menghantui, keragu-raguan yang kian mengakar, kekesalan demi kekesalan yang bertumpuk, kesedihan yang tak terlihat ujungnya, hingga keseruan menanti pintu-pintu kehidupan berikutnya.
Ya, itulah gambaran tahun 2018-2020 versiku. Yang penuh dengan kesesak-nafasanku menjalani hari demi harinya. Hingga kini, di Maret 2020, aku hanya menertawainya. Bukan karena lucu tentunya, melainkan tidak bukan karena tidak bisa ku apa-apakan lagi.
Oh jangan tanya soal penyesalan, karena hariku dihantui itu tiap jamnya. Tapi silakan tanya, apa yang ku dapat dari semua itu? Tidak lebih dan tidak kurang adalah makna kehidupan yang tidak ku ketahui artinya.
Tapi, kali ini, aku tidak ingin menulis bagian itu. Karena aku tau, bahwa tulisan ini tidak akan pernah selesai nantinya -butuh jawaban yang mungkin aku rasakan nanti atau mungkin tidak pernah ku sadari ada jawabannya.
Kali ini, ku persembahkan tulisanku, untukku. Yang tiap kejadiannya tak mampu kau tulis, tapi teringat lekang tak kenal waktu kejadiannya. Kali ini, ku terima kasih kan diriku, karena temanku. Yang blognya sudah kubaca sampai tahun 2014 silam, dan entah masih ada ke belakang rasanya.
Aku...akan mencoba menulis kembali :')
Karena aku tau, tidak semua mengerti dan aku mau untuk dimengerti, atas perasaanku. Maka, ku jadikan ini sebagai bahan yang semoga suatu saat nanti bisa dijadikan bahan orang lain untuk mau sedikit lebih berusaha memahamiku.
Ya, itulah gambaran tahun 2018-2020 versiku. Yang penuh dengan kesesak-nafasanku menjalani hari demi harinya. Hingga kini, di Maret 2020, aku hanya menertawainya. Bukan karena lucu tentunya, melainkan tidak bukan karena tidak bisa ku apa-apakan lagi.
Oh jangan tanya soal penyesalan, karena hariku dihantui itu tiap jamnya. Tapi silakan tanya, apa yang ku dapat dari semua itu? Tidak lebih dan tidak kurang adalah makna kehidupan yang tidak ku ketahui artinya.
Tapi, kali ini, aku tidak ingin menulis bagian itu. Karena aku tau, bahwa tulisan ini tidak akan pernah selesai nantinya -butuh jawaban yang mungkin aku rasakan nanti atau mungkin tidak pernah ku sadari ada jawabannya.
Kali ini, ku persembahkan tulisanku, untukku. Yang tiap kejadiannya tak mampu kau tulis, tapi teringat lekang tak kenal waktu kejadiannya. Kali ini, ku terima kasih kan diriku, karena temanku. Yang blognya sudah kubaca sampai tahun 2014 silam, dan entah masih ada ke belakang rasanya.
Aku...akan mencoba menulis kembali :')
Karena aku tau, tidak semua mengerti dan aku mau untuk dimengerti, atas perasaanku. Maka, ku jadikan ini sebagai bahan yang semoga suatu saat nanti bisa dijadikan bahan orang lain untuk mau sedikit lebih berusaha memahamiku.
Komentar
Posting Komentar