Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Di Seberang Kaca

Gambar
Hamparan hijau membentang, Semilir angin berhembus, Pohon menjulang, Bersama gunung dengan awan yang ditembus. Siapakah dia gerangan? Orang di seberang bangkuku.

Habis Sudah

Gambar
Setelah mengutarakan berbagai benak, Setelah melepas beberapa penat, Setelah mengguyur orang lain dengan kisah tak terungkap, Rasanya... lelah. Sangat melelahkan karena tenaga dan perasaan yang dikeluarkan habis untuk meresapi kalimat-kalimat yang diutarakan tadi.  Makin bertambah berat rasanya. Serasa seluruh energi habis menguap seketika. Efek dominonya memunculkan pertanyaan lain: siapakah kiranya yang merasa lega atas pengakuan mengejutkanku? Tidak ada. Aku rasa tidak ada seorangpun. Bahkan diri ini sendiri tidak merasa demikian. Habis sudah. Luruh sudah. Semua energi dan perasaan yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk melakukan hal positif: menghasilkan produk pekerjaan berakhir dengan pekerjanya yang kelelahan. Tenagaku habis. Aku butuh udara segar. Dan pendengar yang sabar.

Menari dalam Kepala

Gambar
Terhitung sebulan terakhir, kemampuan berpikir ini akhirnya diuji kembali. Atas pernyataan-pernyataan yang menjadi bahasan terbuka dalam suatu forum. Seperti mengajak sel-sel ini menari kembali. Menelusuri rincian demi rincian pertemuan. Dengan banyak orang, banyak pemikiran. Isi kepala memang tidak bisa dibohongi. Karena cerminnya terlihat dari kata yang menjadi kalimat dalam ucapan. Suara. Ia mengalirkan berbagai proses yang sudah dicerna, hasil tarian di otak. Indah untuk dipandang. Untuk didengar. Untuk ikut diajak menari. Membawa nada baru pada sel-sel otak yang haus akan berpikir logis. Lebih dari sangat menyenangkan. Ini menenangkan. Bahwa tarian yang pernah dipelajari masih mengingat gerakannya dengan baik. Mengikuti irama sesuai ketukannya. Walau kadang menimbulkan gerak kaku.  "Oh iya, gimana kalau gitu, ya?" Kalimat yang paling bisa membuat sel-sel ini semakin aktif, semakin berteriak kegirangan mencoba mencari jawaban lain. Seperti menari, walau di tengah hujan.

Tanpa Bingkai

Gambar
Foto: sepucuk gambar yang dapat membawa ingatanmu terbang mengarungi waktu lampau.  Berdesir dada, teringat akan banyak hal dari sepotong gambar itu. Riuhnya suasana, sendunya lubuk hati, hingga riangnya tawa yang membuatmu lupa akan hal-hal di luar kejadian itu. Sekeping gambar yang diambil dalam hitungan detik. Seolah memberhentikan waktu untuk menangkap indahnya suasana. Ah... Aku sudah tidak berada di sana lagi. Tapi, Kenapa rasa itu masih terasa dekat?  Seolah... tinggal kau hadapkan kepalamu ke belakang, maka gambar-gambar foto itu terasa bergerak kembali berputar. Credit: Photos of Bimbelholics UKM berkedok keluarga. Kepengurusan 4 tahun dengan berbagai peran, bahkan setelah lulus kampus. Terima kasih kawan, atas kenangannya, atas kerja samanya, atas kebersamaannya, atas kerusuhannya, atas kebaikannya. Mulai dari rapat, hingga jalan-jalan rapat. Mulai dari sibuk, hingga... masih sibuk. Semoga menyenangkan masih jadi teman baikmu.

Dunia Fantasi

Gambar
Seperti menaiki roller coaster. Kau dibuat menanjak, munukik, memutar, berbelok dengan tajam, hingga terjun dengan kecepatan tinggi. Terjadi dengan sangat cepat. Membuat degup jantungmu terasa begitu pekat, lekat, dan kuat menggebu di dada. Membuatku berada di dunia fantasi. Meninggalkan kisah nyata yang sedang dialami.

Angin di Tengah Hujan

Gambar
Seperti hembusan angin di tengah hujan. Membuat sejuk, lupa sedang kebasahan. Dua kalimat yang menggambarkan lupa daratan. Seperti terbang, menembus awan. Tidak ada yang bisa memberhentikan. Kalau waktu dapat dihentikan, mungkin akhir dari ini tidak ditemukan. Semilirnya membuatmu lupa akan ingatan. Bahwa di belakangnya, ia membawa segudang ungkapan. Yang belum kau tahu sejak kapan. Seperti hembusan angin di tengah hujan. Membuat teduh, lupa habis kepanasan.

Gerbang Perjalanan

Gambar
Seorang teman mengatakan padaku, "Jangan menutup kemungkinan apa pun." ... karena kita bukan bagian dari penentu takdir. Seorang teman pernah menghiburku, "Ayo kita penempatan bali aja!" ... karena waktu banyak terlewat begitu saja. Sebab kami manusia, suka lupa padahal bekerja bersama. Seorang teman yang tidak pernah memihakku, tapi juga tidak pernah tidak memihakku. Ia ada di tempatnya. Meletakkan semua nasihat dan perlakuan pada tempatnya. Memandang setiap peristiwa dari tempatnya. Anehnya, tempatnya terasa lapang-melapangkan. Kami bertemu saat kami sudah cukup "dewasa", meski sering kali lulucon anak kecil bertengger di tiap pertemuan kami. Namun, tak disangkal, batasan tetaplah nyata adanya. Tidak boleh dilewati, tapi ternyata tetap sejuk di hati.  Dua tahun berlalu begitu cepat. Meninggalkan satu tahun atas semua pembelajaran kami yang tidak saling menyinggung masalah pribadi, kemudian menjajaki satu tahun lagi dengan kisah-kisah yang belum pernah di...

Pecahan Kaca (Bagian 1)

Gambar
 --sebuah cara lain memandang kaca yang pecah. Saat membicarakan benda, terutama yang terbuat dari kaca, perubahan wujudnya adalah yang paling sering dibahas sebagai dampak suatu kejadian: pecah. Misalnya, akibat terlempar/dilempar atau mungkin terjatuh/dijatuhkan.  Pastilah benda-benda yang terbuat dari kaca itu akan pecah. Baik sedikit, maupun banyak. Baik pecah berkeping-keping, maupun hanya bagian tertentu yang pecah. Dia tidak akan menjadi benda kaca yang dulu lagi. Dia tidak bisa menjadi benda kaca yang sama seperti sebelum pecah. Tapi... Sadarkah? Ada serpihan-serpihan pecahan kaca yang juga perlu mendapat perhatian.  Kita mungkin bisa menyatukan bagian-bagian besarnya, mengelemnya kembali. Kita juga bisa membuangnya karena memang sudah tidak bisa digunakan lagi. Tapi, serpihan kaca yang kecil? Yang berserakan antara ada dan tiada karena sulitnya terlihat? Yang walaupun disapu kita masih mengkhawatirkan kehadirannya? Ya... Serpihan yang juga bagian dari pecahan ben...

Resensi Buku: Hujan

Gambar
Sumber: Google Image Identitas Buku Judul Buku: Hujan Pengarang: Tere Liye Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan Ke: 30, Februari 2019 Jumlah Halaman: 320 halaman Ukuran Buku: 14 x 21 cm ISBN: 9786020383590 Resensi Buku           Payung yang identik dengan hujan menjadi objek yang terlihat memayungi kata “Hujan” dalam cover buku dengan judul besar Hujan. Cover berwarna biru muda ini begitu menarik karena payung yang menghalau kalimat-kalimat penyentil hati pecinta novel melodrama. Jangan pernah jatuh cinta saat hujan. Karena ketika besok lusa kamu patah hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu. Bukan melupakan yang jadi masalahnya, melainkan penerimaan. Barang siapa bisa menerima, dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan. Jatuh cinta adalah perasaan cinta itu sendiri. Pernah merasakan rasa sukanya, sesuatu yang sulit dilukiskan kuas sang ...

Resensi Buku: Bumi Cinta

Gambar
   Sumber: Google Image Identitas Buku Judul Buku: Bumi Cinta (Sebuah Novel Pembangun Jiwa) Pengarang: Habiburrahman El Shirazy Penerbit: Ihwah Publishing House Cetakan Ke: 1, Februari 2012 Jumlah Halaman: vi+546 halaman Ukuran Buku: 14 x 21 cm ISBN: 978-979-3604-35-0 Resensi Buku           Objek Katedral Santo Basil yang merupakan salah satu ciri khas Rusia pada cover buku menjadi penjelasan bahwa latar tempat pada novel ini didominasi di Rusia, negara ex -komunis terbesar di dunia. Buku yang merupakan adikarya novelis nomor satu di Indonesia dari sastrawan peraih penghargaan Sastra Nusantara Tingkat Asia Tenggara ini menyabet gelar Top-Mega Bestseller . Adalah Habiburrahman El Shirazy sang penulis Bumi Cinta dengan 6 halaman pembuka dan 546 halaman inti. Bumi Cinta yang saya baca merupakan cetakan pertama yang terbit pada Februari 2012 oleh Penerbit Ihwah Publishing House. Buku ini mendapat sorotan dari Dr. Syamsuddin Arif, MA., dosen Pemikir...