Pecahan Kaca (Bagian 1)
--sebuah cara lain memandang kaca yang pecah.
Saat membicarakan benda, terutama yang terbuat dari kaca, perubahan wujudnya adalah yang paling sering dibahas sebagai dampak suatu kejadian: pecah. Misalnya, akibat terlempar/dilempar atau mungkin terjatuh/dijatuhkan.
Pastilah benda-benda yang terbuat dari kaca itu akan pecah. Baik sedikit, maupun banyak. Baik pecah berkeping-keping, maupun hanya bagian tertentu yang pecah. Dia tidak akan menjadi benda kaca yang dulu lagi. Dia tidak bisa menjadi benda kaca yang sama seperti sebelum pecah.
Tapi... Sadarkah?
Ada serpihan-serpihan pecahan kaca yang juga perlu mendapat perhatian.
Kita mungkin bisa menyatukan bagian-bagian besarnya, mengelemnya kembali. Kita juga bisa membuangnya karena memang sudah tidak bisa digunakan lagi.
Tapi, serpihan kaca yang kecil? Yang berserakan antara ada dan tiada karena sulitnya terlihat? Yang walaupun disapu kita masih mengkhawatirkan kehadirannya?
Ya... Serpihan yang juga bagian dari pecahan benda kaca tadi. Yang tanpa sadar ia bisa melukai orang yang membersihkannya, atau mungkin yang hanya sekedar tidak sengaja lewat di jalan kejadian pecah tadi.
Hal ini mengingatkan ku pada manusia. Pada kita, sebagai manusia. Bila kita adalah sebuah kaca, entah menjadi pecah karena dibanting sekeras-kerasnya, entah menjadi pecah karena tersenggol sedikit oleh sesuatu yang tidak disengaja... Pastilah pecahan itu menyisakan serpihan-serpihan kecil --yang juga kaca, yang merupakan bagian dari diri kita.
Seperti kita, manusia... Kita tumbuh menjadi sebesar saat ini tidak hanya karena perjuangan agar tidak menjadi pecah, tetapi juga karena pengalaman --kejadian-kejadian yang menghampiri-- yang tak disangka membuat kita pecah, tergores. Yang tanpa sengaja, serpihan tadi bisa membuat orang lain terluka.
Tentu, selayaknya manusia --yang tergores akan serpihan itu-- bisa segera membasuh lukanya bila terkena, bisa membuang serpihannya ke tempat yang tidak akan ada yang terkena lagi, juga bisa bertanya pada pecahan kaca yang lebih besar, 'adakah yang bisa ku bantu?'
***
Jadi, hati-hati yaa kalau ada serpihan kaca. Mungkin... Itu dari potongan kaca besarmu. Juga, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
***
Cerita sampingan di kolom berikutnya.
Komentar
Posting Komentar