USM STIS Tahap 2
Seperti judul posting ini, yuk bahas tahap 2.
Tahap ini yang diujikan adalah psikotes. Tipsnya, belajar. Hanya itu:’ belajar lewat buku panduan psikotes. Karna ada banyak jenis tes psikotes.
Pagi itu, seperti biasa, ku ditemani ayah menuju lokasi tahap II, yaitu bertempat di Kampus STIS. Tepatnya di ruang auditorium. Oiya, sebelumnya ku sempat dapat masalah karna setelah daftar ulang, ktpum ku gabisa dicetak. Paniknya bukan main… ternyata setelah dihubungi memang sedang ada gangguan. Jadi cukup tunjukin bukti dari laman web kalau kita sudah lulus dan berhasil daftar ulang ke panitia, setelah itu panitia mengecek apa nama kita terdaftar, dan kalau terdaftar kita dibolehkan untuk masuk.
Sebelum hari itu, ku banyak bertanya ke kakak tingkat. Dan ia menyarankanku untuk lupakan soal tes ini. Aneh ga, sih? Kita mau ujian masuk, tapi kita diharuskan buat ngelupain gitu aja… hfff. Hanya saja, lupakan disini yang dimaksud itu lebih ke enjoy. Dan bersikap seperti tidak akan ada ujian ini. Bahkan katingku itu menyarankan agar H-1 untuk main bareng temen. Hangout gituu. Biar otaknya fresh dan hasilnya nanti sesuai. Karna kebanyakan orang yang gagal di psikotest itu karna mental yang kurang siap menghadapi tes ini. Bukan karena tidak mampu, tapi mental yang terlalu shock menghadapi soal.
Hari-hari sebelumnya, jujur saja, itu kesalnyaaaa gakuku ganana. Malah jadi stress sendiri karena diharuskan untuk enjoy/? Hingga akhirnya kuputuskan buat bersikap biasa saja.
Hari H tibaaa. Ku mulai hari dengan bersenandung ria. Bahkan ketika tes sudah mau dimulai ku tetap bersenandung sambil berdo’a terus menerus. Karna… ku terlalu gugup. Tes psikotes ini terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama seputar pengetahuan umum dan logika nalar. Disediakan soal yang hampir mirip seperti silogisme, tapi pengambilan kesimpulannya bukan dengan cara silogisme.
Bagian keduanya, Tes Koran, yang ngitungin angka sekoran penuh ituu lhoo. Itu buat mengukur ketahanan seseorang terhadap beban yang dihadapi. Trus ada Edward Psikotest tentang kekonsistensian seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Tesnya itu disediakan soal sebanyak 225 dan ada 5 pilihan jawaban yang dimana soal itu akan muncul lagi di nomor lain dan jawabannya harus sama seperti jawaban yang dipilih tadi. Ada tes menggambar. Macem-macem nih tes gambarnya. Ada Tes Wartegg. Tes ini disediakan 8 buah kotak dengan beberapa potong gambar yang harus kita teruskan. Nanti harus dipilih juga mana yang paling mudah-paling sulit, mana yang paling disukai-paling tidak disukai, urutan menggambarnya pun harus dituliskan. Disini banyak trik yang disampaikan oleh katingku. Pertama, dari 8 kotak tersebut, setidaknya persempit jadi 1 tema. Misalnya tentang keindahan alam, berarti kedelapan gambar tersebut, usahakan tentang keindahan alam saja. Kedua, setiap gambar harus terlihat hidup/sedang beraktivitas/menyala (jika gambarnya berupa benda). Ketiga, dalam penomoran, usahakan tidak terlalu mengacak, tapi tidak terlalu berurut juga. Karna kalau terlalu mengacak tandanya orang tersebut seperti merasa terlalu bebas, tidak ingin terlalu terikat dengan peraturan. Namun kalau terlalu berurut akan dianggap sebagai orang yang terlalu kaku. Keempat, dalam memilih yang paling disukai-paling tidak disukai, usahakan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal itu menunjukkan bahwa orang tersebut mau melakukan perubahan yang lebih baik.
(CMIIW, Correct Me If I’m Wrong)
Selanjutnya, ada tes menggambar pohon, menggambar diri sendiri, dan mendeskripsikan diri sendiri yang dibuat dalam poin dengan jumlah 10 kalimat. Trik tes itu bisa dilihat di banyak buku tentang psikotes.
Daaaan ku keluar ruang auditorium dengan perasaan gamang. Hiks. Karna tes koranku ada yang jatuh cukup jauh, sekitar beda 5 baris (vertikal) dan Edward Psikotes ku yang ngerjainnya lamaaaa bangeeet, jadi khawatir ada jawaban yang ga sesuai gitu… namun apalah daya. Ku hanya bisa pasrahkan itu.
Hari pengumuman. Ku buka laman web STIS habis shubuh. Sama seperti pengumuman tes pertama, dagdigdugderrr jdarr. Degdegannya itu masyaAllah deh xD
Dari sekian lembar pengumuman, 3.1.0.4.9.7
Ada nomorku lagiiiii. Alhamdulillah wa syukurillah… Puasa nazar pun ku laksanakan selama 3 hari.
Simply, semua ada ilmunya. Tinggal mau dicari lalu dipelajari kah?
Semangat menebar asa!
Tahap ini yang diujikan adalah psikotes. Tipsnya, belajar. Hanya itu:’ belajar lewat buku panduan psikotes. Karna ada banyak jenis tes psikotes.
Pagi itu, seperti biasa, ku ditemani ayah menuju lokasi tahap II, yaitu bertempat di Kampus STIS. Tepatnya di ruang auditorium. Oiya, sebelumnya ku sempat dapat masalah karna setelah daftar ulang, ktpum ku gabisa dicetak. Paniknya bukan main… ternyata setelah dihubungi memang sedang ada gangguan. Jadi cukup tunjukin bukti dari laman web kalau kita sudah lulus dan berhasil daftar ulang ke panitia, setelah itu panitia mengecek apa nama kita terdaftar, dan kalau terdaftar kita dibolehkan untuk masuk.
Sebelum hari itu, ku banyak bertanya ke kakak tingkat. Dan ia menyarankanku untuk lupakan soal tes ini. Aneh ga, sih? Kita mau ujian masuk, tapi kita diharuskan buat ngelupain gitu aja… hfff. Hanya saja, lupakan disini yang dimaksud itu lebih ke enjoy. Dan bersikap seperti tidak akan ada ujian ini. Bahkan katingku itu menyarankan agar H-1 untuk main bareng temen. Hangout gituu. Biar otaknya fresh dan hasilnya nanti sesuai. Karna kebanyakan orang yang gagal di psikotest itu karna mental yang kurang siap menghadapi tes ini. Bukan karena tidak mampu, tapi mental yang terlalu shock menghadapi soal.
Hari-hari sebelumnya, jujur saja, itu kesalnyaaaa gakuku ganana. Malah jadi stress sendiri karena diharuskan untuk enjoy/? Hingga akhirnya kuputuskan buat bersikap biasa saja.
Hari H tibaaa. Ku mulai hari dengan bersenandung ria. Bahkan ketika tes sudah mau dimulai ku tetap bersenandung sambil berdo’a terus menerus. Karna… ku terlalu gugup. Tes psikotes ini terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama seputar pengetahuan umum dan logika nalar. Disediakan soal yang hampir mirip seperti silogisme, tapi pengambilan kesimpulannya bukan dengan cara silogisme.
Bagian keduanya, Tes Koran, yang ngitungin angka sekoran penuh ituu lhoo. Itu buat mengukur ketahanan seseorang terhadap beban yang dihadapi. Trus ada Edward Psikotest tentang kekonsistensian seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Tesnya itu disediakan soal sebanyak 225 dan ada 5 pilihan jawaban yang dimana soal itu akan muncul lagi di nomor lain dan jawabannya harus sama seperti jawaban yang dipilih tadi. Ada tes menggambar. Macem-macem nih tes gambarnya. Ada Tes Wartegg. Tes ini disediakan 8 buah kotak dengan beberapa potong gambar yang harus kita teruskan. Nanti harus dipilih juga mana yang paling mudah-paling sulit, mana yang paling disukai-paling tidak disukai, urutan menggambarnya pun harus dituliskan. Disini banyak trik yang disampaikan oleh katingku. Pertama, dari 8 kotak tersebut, setidaknya persempit jadi 1 tema. Misalnya tentang keindahan alam, berarti kedelapan gambar tersebut, usahakan tentang keindahan alam saja. Kedua, setiap gambar harus terlihat hidup/sedang beraktivitas/menyala (jika gambarnya berupa benda). Ketiga, dalam penomoran, usahakan tidak terlalu mengacak, tapi tidak terlalu berurut juga. Karna kalau terlalu mengacak tandanya orang tersebut seperti merasa terlalu bebas, tidak ingin terlalu terikat dengan peraturan. Namun kalau terlalu berurut akan dianggap sebagai orang yang terlalu kaku. Keempat, dalam memilih yang paling disukai-paling tidak disukai, usahakan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal itu menunjukkan bahwa orang tersebut mau melakukan perubahan yang lebih baik.
(CMIIW, Correct Me If I’m Wrong)
Selanjutnya, ada tes menggambar pohon, menggambar diri sendiri, dan mendeskripsikan diri sendiri yang dibuat dalam poin dengan jumlah 10 kalimat. Trik tes itu bisa dilihat di banyak buku tentang psikotes.
Daaaan ku keluar ruang auditorium dengan perasaan gamang. Hiks. Karna tes koranku ada yang jatuh cukup jauh, sekitar beda 5 baris (vertikal) dan Edward Psikotes ku yang ngerjainnya lamaaaa bangeeet, jadi khawatir ada jawaban yang ga sesuai gitu… namun apalah daya. Ku hanya bisa pasrahkan itu.
Hari pengumuman. Ku buka laman web STIS habis shubuh. Sama seperti pengumuman tes pertama, dagdigdugderrr jdarr. Degdegannya itu masyaAllah deh xD
Dari sekian lembar pengumuman, 3.1.0.4.9.7
Ada nomorku lagiiiii. Alhamdulillah wa syukurillah… Puasa nazar pun ku laksanakan selama 3 hari.
Simply, semua ada ilmunya. Tinggal mau dicari lalu dipelajari kah?
Semangat menebar asa!
Komentar
Posting Komentar