Melukis Kembali
Aku ingin menulis lagi...
Sajak perasaan gembiraku, puisi gundah gulanahku,
Untaian amarah dalam benakku,
Aku ingin menceritakanmu lagi... dalam tulisan.
Tapi, senja datang mendahuluimu
Ia lebih dulu berhasil membuat gembira, gundah, dan amarahku pergi
Bersamaan dengan kepergiannya,
Menyambut malam.
Ya, mereka tidak jauh di belakang
Namun aku sudah bergeliat dengan malam.
Bukan, bukan karena malam membawaku pergi.
Bukan juga karena senja tidak mengasyikkan.
Akulah yang pergi meninggalkannya.
Akulah yang berjalan di atas kakiku sendiri,
Meninggalkan senja,
Menuju malam.
P.s.:
Ada sebuah naskah dalam pengerjaan yang sedang ku tulis, berjudul Refleksi. Namun, judul tersebut memiliki ekor: hasn't done yet. Mengisahkan satu tahun perjalanan, tapi uraiannya belum juga selesai, bahkan setengahnya pun. Ia masih tertinggal di bulan pertama-kedua. Hal itu membuatku tersadar, tanpa tulisan, aku juga bisa menikmatinya dengan hati.
Dengan hal itu, apakah itu menjadikan seorang diriku 'berubah' -- karena tidak lagi menuliskannya dalam kalimat panjang yang rumit--? Nyatanya, tidak. Itu hanya beberapa bagian dari diriku yang mudah sekali menyesuaikan diri dengan yang lain. Dalam hal ini: menyesuaikan diri dengan 'aku si pemalas menulis' :)
Komentar
Posting Komentar