Berlinang Kenangan


Kenangan, hanya tinggal kenangan.

Tak ada deskripsi yang bisa melebihkan makna dari sebuah kenangan. Ia diam di tempat. Tak bisa bergerak. Anehnya, dia tak lekang oleh waktu bagi beberapa orang.

Aku menemukan ketidaksiapanku melepas beberapa kawan. Yang kuanggap dekat, walau mereka tak demikian. Aku... takut ditinggal. 

Bisa melakukan banyak hal sendiri adalah sebuah kebiasaan normalku. Namun, merasa sendiri karena beberapa kawan pergi, tak pernah menjadi sebuah kenormalan bagiku. Rasa itu tetap menyekat perih di sanubari. Mulai berjarak, ruang dan waktu, bahkan hati turut terpaut jauh.

Entah. Sudah yang ke-... tak kuhitung lagi, walau dengan 2 tangan sebenarnya cukup. Tapi rasanya tetap sama perihnya dengan kehilangan pertama kali. Sebuah rasa yang tak bisa disampaikan melalui kata, langsung kepada mereka.




Dan... beberapa dari kehilangan tersebut berhasil membuat sendi-sendi di kepalaku berdenyut. Tak hanya teriris dalam dada, tapi juga berdentum di kepala. Orang bilang, aku terlalu dalam untuk sebuah rasa. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Kun Anta

Resensi Buku Bidadari Bermata Bening

Payung Pertemuan