Awan Teduh

Tak ada yang bisa kita lakukan, bila itu tentang perasaan kita.

Saat senang, kau seolah terbang, lupa akan perihnya daratan luka.

Saat sedih, kau seolah terbius, lupa akan sadarnya ceria.

Kita terkadang tidak bisa membiarkan liar merasakan perasaan sendiri. Selayaknya robot yang kadang punya error, punya kesalahan teknis, lupa bagaimana cara kerja yang seharusnya, maka satu-satunya yang mampu mengembalikan keutuhan robot itu hanyalah... yang menciptakannya. Begitu pula halnya dengan hati. Satu-satunya yang bisa menjaga kita dari controlling what the feelings are mean, where these feelings come from, why that kind of situation happens due to that feellings, and how to react with these feelings... adalah dengan menghubungi penciptanya. Dia Yang Maha Mengetahui. 

Pernah mendengar kata-kata ini?

Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati.


Ya. Kurasa itulah maknanya.

Teguhkanlah hatiku,

Di atas agama-Mu.

Semoga perasaan-perasaan yang tumbuh atas perasaan kita ataupun atas kehendak-Nya adalah sesuatu yang menggiring kita kepada-Nya.


Dalam bingkai, Masjid Al-Alam di Kendari, Sulawesi Tenggara

***



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Kun Anta

Resensi Buku Bidadari Bermata Bening

Payung Pertemuan