Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Jendela Luar

Gambar
Bagian-bagian tertentu dari diri kita memang dinamis. Menandakan bagian-bagian lainnya merupakan ciri khas yang melekat. Seperti senja yang sudah disepakati terjadi di sore hari. Seperti embun yang memang sepakat hadirnya di pagi hari. Sama dengan bagian-bagianmu. Kecilnya suara hatimu karena tidak ingin mengganggu suara hati orang lain, tidak menjadikan hilangnya arti suaramu. Besarnya suara hati orang lain pun tidak lantas menjadikan gangguan atas kecilnya suaramu. Karena... Perihal besar dan kecil, ia adalah sebuah persepsi –sebuah sudut pandang. --- Ternyata, mendapat kabar tidak baik perihal seseorang, yang kau rasa dekat denganmu, dari orang lain memiliki kesedihan tersendiri. Hei, kemana saja kamu baru tahu? Sedih, rasanya. Tidak semua rasa yang kita rasakan dirasa sama dengan apa yang orang lain rasakan. :"(

Kereta Sore

Gambar
Kali ini, saya sampai pada lembar 3 November. Ingin sekali menumpahkan berbagai rasa bahagia dalam tulisan indah, memercik keharuan ketika dibaca kembali, menggelitik jiwa yang kadang terpingkal sendiri. Ada kalanya, ingin juga menguntai cerita sedih dalam tulisan, mengenang hikmah, membasuh keperihan, menyapu pandangan saat ini. Kenyataannya, semua tulisan-tulisan itu berakhir tanpa kata. Hanya terselip rasa yang begitu menukik menggelora dada. Tidak ada patah kalimat yang bisa diikutsertakan. Tidak ada serpihan alinea di tulisan. Aku terdiam, lalu berdebar. Semua itu memang hanya sementara. Di dunia ini, tidak ada kebahagiaan yang abadi. Tidak ada pula kesedihan yang kekal. Yang ada hanya ingatan tentang bagainana rasa itu menggetarkan sanubari. Serta kawan yang mendapat beberapa penjelasan kisah hati. Ditulis saat penulis dalam perjalanan pulang magang hari kedua dari Stasiun Serpong ke Stasiun Pondok Ranji.